BELAJAR JURUS UNTUK MENJAGA DIRI BUKAN MEMBELA DIRI

Esai - 3
Rabu, 29 November 2017
Oleh : Marzuki Ibn Tarmudzi

Ngopi dan Ngaji : Berguru kepada Sang Nabi

Malam minggu itu sungguh kelabu bagi Mas O’o. Apalagi hujan yang sedari pagi tiada putusnya membikinnya semakin membosankan. Kopi di rumah rasanya sudah tidak nikmat lagi. Dan, rokok kreteknya juga tinggal sebatang. Ia pun memacu motornya menuju Kafe Warrior, di jalan Bali gang VI. Ia hanya ingin menikmati secangkir kopi dan hisapan kretek sembari memecahkan beberapa permasalahan di tempat kerjanya.

Mas O’o suka menikmati kesendirian dalam keramaian. Di situlah ia biasanya mencari ide-ide segar tentang segala permasalahan. Terkadang, celintingan suara orang yang tak jelas, bisa menjadi ide terobosan. Begitulah memang Mas O’o, seperti halnya mendengar kata “knalpot”, biasanya imajinasi Mas O’o bisa berkembang layaknya balon yang kemudian bisa terbang. Ya, begitulah. Manusia diberi kelebihan sendiri-sendiri. Hal ini, konon juga terjadi pada maestro-maestro yang ketika mendengar suara yang terus menerus bisa menjadi instrumen musik.

Namun, tampaknya suasana Kafe tidak seperti yang diharapkan Mas O’o. Setiba disana selang beberapa menit ia mendapati perseteruan dua gang anak motor. Ia pun berusaha tidak melihat percekcokan kedua gang itu. Tapi makin lama tampaknya tidak makin redam malahan suara makian makin kerap terdengar. Bahkan suara gebrakan meja juga terdengar. Mas O’o baru ingat, dulu Pak De Waringin pernah membacakan ayat bahwa jika ada orang yang berseteru hendaklah mendamaikannya. “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujrot [49]: 12)

Mas O’o pun dengan pelan namun pasti mendekati kerumunan itu. Memang ia punya mental yang kuat kalau hanya sekedar mendamaikan dua gang saja. Pengalaman Mas O’o sudah malang melintang sebagai anak jalanan. Dulu, waktu mahasiswa ia adalah ketua BEM disalah satu Universitas ternama di Jakarta. Memimpin orasi demo adalah pakarnya. Dan bentrok dengan aparat adalah hobinya.

“Ada apa, Mas?” Ucap salah anak gang motor itu.

Mas O’o tampak tenang. Ia tahu orang-orang yang dihadapinya sedang dalam pengaruh minuman beralkohol. Pastinya mereka lebih mengedepankan emosi daripada mendahulukan akal. Namun, bagaimanapun mereka tetap harus dilerai sebelum semuanya lebih kacau. Memang ketika itu baru kursi dan meja yang menjadi korban. Lebih lama bisa-bisa tatanan Kafe itu bisa porak poranda. Yang tentu merugikan owner kafe dan merusak suasana pengunjung kafe yang lain.

“Mas-mas, tolong kalau ada permasalahan bisa diselesaikan dengan bicara yang baik, mungkin saya bisa membantu?”, ujar Mas O’o, dengan tenang dan berwibawa.

“Nggak usah ikut campur lo, sana!!”, dengan nada membentak

Mas O’o pun tersenyum tenang dan santai. Dan salah satu dari mereka tiba-tiba saja mendekati Mas O’o  dengan cepat  dan memukul. Tapi, Mas O’o menangkap tangannya dengan sigap, sembari berkata,

“Tenang Mas”

Namun karena mereka berada dalam pengaruh alkohol, teman-teman mereka mendekat dan membantu. Mengetahui ia dikeroyok segera saja ia lari ke halaman kafe yang luas itu. Dan malahan  Mas O’o sudah dikepung oleh dua gang itu di halaman kafe. Mas O’o mengamati mereka satu persatu dengan teliti. Entah, dimana mereka tadi menyembunyikan senjata tajam mereka. Yang jelas, kini mereka satu persatu telah membawa senjata tajam di tangan mereka. Ada yang membawa samurai, pisau, celurit, ikat pinggang ger, palu, dan lain sebagainya. Jumlah mereka kurang lebih 50 orang.

“Tenang Mas, saya nggak salah mas, maaf”, ucap Mas O’o dengan tenang.
Mas O’o masih ingat suatu lafadz yang telah ijazahkan gurunya dulu. Lafadz itu hendaklah dibaca ketika keadaan dalam bahaya. Dan bebarengan membaca lafadz itu dalam hati meminta kepada Allah Swt, karomah jurus. Terserah mememinta karomah jurus kepada siapa yang diminati. Mas O’o, biasanya meminta karomah jurus Sayyidina Ali atau Syekh Abdul Qodir Al-Jilani. Namun pada waktu itu Mas O’o meminta kepada Allah Swt, karomah jurus mabuk. Maka tiba-tiba saja ketika para dua geng anak motor itu menyerangnya, Mas O’o layaknya Jacky Chan yang bertarung melawan musuh-musuhnya dengan menggunakan jurus mabuk. Mas O’o merobohkan satu persatu dan senjata-senjata tajam mereka sama sekali tidak bisa menyentuh kulitnya. Dan kurang dari 10 menit mereka lari terbirit-birit ketakutan.

Ya, Mas O’o membikin mereka lari tunggang langgang. Menjaga diri adalah perintah Allah Subhanahu Wa’ta’ala. Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. Bahkan, Allah juga memerintahkan memerangi orang-orang yang menyerang kita. “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.”.


وأنفقوا فى سبيل الله ولا تلقوا بأيديكم ءالى التهلكة وأحسنوا ءان الله يحب المحسنين

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Baqoroh [2]: 195)

وقتلوا فى سبيل الله الذين يقتلونكم ولا تعتدوا ءان الله لا يحب المعتدين

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al-Baqoroh [2]: 190).


Ya Allah, Aku sudah sampaikan. Saksikanlah!

Judul terkait
# hukum belajar jurus, # belajar pencak silat, # belajar tenaga dalam, # ilmu jalan mengingat Allah, # ijuma


Baca yang lain.



Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.