BERJIHAD DI JALAN ALLAH

Oleh: Marzuki Ibn Tarmudzi
WACANAMARZUKI. Siang ini terik sekali. Matahari tampak serius mengeluarkan panasnya. Banyak orang bilang ini adalah mocopat. Jujur saja saya kurang tahu istilah mocopat itu. Y
ang saya tahu ini adalah menuju musim peralihan dari kemarau ke penghujan. Beberapa hari ini cuacanya sangat tidak menentu, sebab kemarin saja seharian matahari tidak menampakkan wujudnya. Jika malam nyamuk-nyamuk memulai lagi pergerakannya yang kemarin-kemarin hari, nyaris  saya bisa tenang duduk tanpa obat nyamuk. Meski siang ini panas namun angin tetap tak lelah berhembus dan ini yang membikin hawa tetap sejuk. Biasanya jika tidak hujan anak-anak ramai bermain layang-layang di depan rumah. Ya, layang-layang mengajarkan kepada kita bahwa keseimbangan bisa membikin ketenangan. Dan, keseimbangan dalam beragama Islam adalah mengamalkan Islam secara total. Amal yang jarang diperhatikan dalam masyarakat Indonesia adalah jihad. Yakni secara etimologi jihad  berarti bersungguh-sungguh. Dan, secara terminologi jihad adalah bersungguh-sungguh berjuang dijalan Allah Swt. Maka, jihad prakteknya bisa bermacam-macam karena intinya adalah kesungguhan dalam perjuangan untuk kemanfaatan umat Islam. Lantas, apakah jihad harus keluar dari rutinitas sehari-hari? Berangkat dari definisi tadi, tentu jihad tidak harus keluar dari rutinitas kita. Boleh jadi rutinitas kita bisa dijadikan tempat jihad kita untuk kepentingan umat Islam. Terserah, apa rutinitas kamu yang penting hasilnya bisa untuk kemanfaatan umat. Maaf, ini hanya tafsir saya, karena menurut saya jihad itu luas maknanya bukan sempit. Bukankah dalam hadits juga disebutkan bahwa perang melawan nafsu juga termasuk jihad yang besar.
Lantas, seberapa urgensinya perintah jihad itu? Dalam Islam jihad sangat urgen karena Allah Swt, dalam Al-Qur’an menyentil orang-orang yang merasa sudah layak masuk surga padahal belum merasakan perjuangan seperti orang-orang terdahulu. Bagaimana perjuangan para sahabat bersama Nabinya? Mereka digoncang berbagai masalah namun mereka tetap dalam keteguhan iman. Nah, jihad bisa menjadi keharusan bagi orang yang mengharapkan masuk surga.
÷Pr& óOçFö6Å¡ym br& (#qè=äzôs? sp¨Yyfø9$# $£Js9ur Nä3Ï?ù'tƒ ã@sW¨B tûïÏ%©!$# (#öqn=yz `ÏB Nä3Î=ö6s% ( ãNåk÷J¡¡¨B âä!$yù't7ø9$# âä!#§ŽœØ9$#ur (#qä9Ìø9ãur 4Ó®Lym tAqà)tƒ ãAqߧ9$# tûïÏ%©!$#ur (#qãZtB#uä ¼çmyètB 4ÓtLtB çŽóÇnS «!$# 3 Iwr& ¨bÎ) uŽóÇnS «!$# Ò=ƒÌs% ÇËÊÍÈ  
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat. (QS. Al-Baqoroh [2]: 214)
Ayat tersebut menceritakan tentang perjuangan orang-orang terdahulu. Dimana dalam perjuangan itu mereka dirundung berbagai masalah. Dalam kesempitan itu mereka berdo’a meminta pertolongan Allah. Karena kesabaran mereka Allah menolong mereka. Maka, ayat ini juga harus menjadi dorongan bagi muslimin muslimat untuk berjuang untuk kepentingan umat. Kok, kepentingan umat? Emang ada ayatnya?
`tBur yyg»y_ $yJ¯RÎ*sù ßÎg»pgä ÿ¾ÏmÅ¡øÿuZÏ9 4 ¨bÎ) ©!$# ;ÓÍ_tós9 Ç`tã tûüÏJn=»yèø9$# ÇÏÈ  
Dan Barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Al-Ankabut [29]: 6).
Ayat ini bisa difahami, bahwa amal saleh pada akhirnya memang untuk dirinya sendiri. Sebab Allah memang tidak butuh amal saleh hamba. Dan pengertian “linafsihi”, artinya diri sendiri, maksudnya jihad yang dilakukan umat memang untuk kepentingan umat itu sendiri bukan untuk Allah. Justru Allah akan memberi pahala pada hamba itu. Pak Harun, guru saya dulu di Madrasah Ibtida’iyyah Tambakberas Jombang adalah mujahid di madrasah. Beliau sangat jeli memperhatikan murid-muridnya. Beliau hafal nama-nama murid di Madrasahnya. Beliau faham kondisi murid-muridnya. Beliau benar-benar memperjuangkan kesuksesan murid-muridnya. Saya sendiri merasakan perjuangan beliau. Saya kangen beliau. Saya bersaksi Pak Harun adalah orang yang baik. Menurutku, beliau adalah pejuang. Beliau adalah mujahid. Dan beliau membawa kemanfaat terhadap umat.
Berkaca dari Pak Harun, seorang guru madrasah yang berjihad diprofesinya. Maka saya optimis masih banyak orang-orang yang berjuang di tempatnya masing-masing karena ikhlas karena Allah Swt. Insya Allah, umat Islam Indonesia akan makmur. Jika seorang petani mau menyisihkan penghasilannya untuk jihad, jika kepala desa mau memperjuangkan kepentingan umat, jika seorang insinyur mau berjuang untuk kepentingan umat dalam bidangya, jika seorang Presiden mau membuat keputusan yang baik untuk umat. Bukan malah, kerja demi demi kepentingan duniawi. Kalau itu yang terjadi umat tinggal menunggu masanya. Disinilah pentingnya sesama umat untuk saling menasehati bagaimana pentingnya ruhul jihad. Adakah forum umat Islam yang memberi motivasi tentang pentingnya semangat jihat sebagaimana pada zaman Nabi dulu?
Hal lain yang bisa menjadi semangat umat Islam dalam berdakwah adalah dukungan dari sesama muslim. Dukungan ini sangat penting, selain menjadi motivasi juga menjadi tiang yang saling menguatkan. Misalnya, seseorang yang meninggalkan keluarganya untuk berdakwah dalam beberapa hari, teman muslim lainnya bisa membantu keluarga yang ditinggal. Dukungan ini bisa berupa moril ataupun materiil. Sebab jihad tentu bisa berbagai cara sesuai dengan kompetensinya. Orang yang mempunyai ilmu tentu jihadnya dengan ilmu sedangkan yang punya harta yang melimpah, jihadnya bisa dengan memberikan hartanya untuk kemanfaatan umat atau diberikan bagi yang berjuang dijalan Allah. Dukungan dari sesama muslim dalam berdakwah tak ubahnya menjadi suporter dalam sepak bola. Pemain sepak bola yang sedang bertanding pasti akan lebih bergairah jika mendapatkan sorak-sorai dari pendukungnya. Nah, jika kita belum memulai berdakwah, seenggak-enggaknya menjadilah pendukung..
Lantas, kapan waktunya  muslim harus berjuang itu? Setiap waktu kita sebagai muslim harus diniatkan berjihad. Lho, masak ketika mau tidur kita niatkan jihad? Ya, jika hidup kita dipersembahkan untuk perjuangan untuk kemanfaatan umat Islam maka tidur kita pun juga mendapat pahala dari Allah. Sebab tidur adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dipisahkan. Dan, tidurnya muslim yang seperti itu, tentu tidurnya beda dengan tidurnya orang pada umumnya. Tidurnya orang yang niat berjihad tentu karena niat istirahat sebentar kemudian cepat-cepat meneruskan perjuangannya kembali. Ibarat kita sekolah selama 6 jam pasti ada istirahatnya kemudian masuk kelas dan belajar lagi. Sama hal, sebuah riwayat yang mengatakan, tidurnya orang yang berpuasa itu ibadah. Menurut saya, maksud dari kalimat itu adalah tidur karena istirahat dalam aktivitas dalam berpuasa, maka tidurnya itu dinilai sebagai ibadah juga. Sebab puasa bukan penghalang menjalani aktivitas. Nah, aktivitasnya orang berpuasa itu mungkin tidak sama kuatnya ketika sedang tidak berpuasa. Maka tidurnya itu mendapatkan pahala.
Jihad itu kesungguhan dalam perjuangan maka bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa berdakwah, berperang, mendidik, dan lain sebagainya. Dan kedudukan jihad dalam Islam adalah supaya umat Islam bisa terus berkembang, menyebarkan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Tujuan berjihad dan berdakwah memang mirip namun jihad lebih umum. Maka, ketika semangat jihad muslimin-muslimat menurun yang terjadi adalah semangat keagamaan umat Islam semuanya menurun. Sebab jihad adalah ruhnya rasa keagamaan umat Islam. Hal ini harus menjadi perhatian umat terutama pemimpin umat agar selalu memberi semangat kepada  umat untuk menjaga rasa keagamaan itu. Maka, kesempatan bagi khotib di mimbar Jum’at untuk menggelorakan semangat jihad bagi umat Islam.
Di Indonesia semangat Jihad terlihat begitu tinggi kelihatannya ketika saya melihat berita di TV. Kemarin umat Islam tumpah ruah di Istiqlal. Mereka menuntut keadilan atas ulah politikus yang menghina surat Al-Maidah ayat 51 itu. Ya, saya melihat umat Islam sangat antusias memperjuangkan agamanya. Hal itu menurut saya memang penting untuk dilakukan oleh umat Islam supaya mereka tidak seenaknya sendiri kalau bicara. Sebab politikus itu, yakni yang menghina Al-Qur’an surat Al-Maidah 51 itu, kalau saya amati bicaranya ngelantur tanpa berpikir gejolak dan obyek. Saya sangat apresiasi terhadap Habib Rizieq yang berjuang untuk umat Islam. Beliau menggerakkan umat untuk berjihad ditengah zaman yang semakin hilang ruhul jihadnya.
Manusia pada umumnya di dunia bahkan masyarakat Indonesia sendiri yang mayoritas Islam ketika mendengar kata jihad mereka seakan-akan ngeri. Mereka terbayang dengan ledakan bom panci yang menewaskan orang. Tragedi bom bali, tragedi tamrin, atau ledakan bom diri lainnya di Timur Tengah yang mereka dengar di media. Bagi mereka, jihad identik dengan anarkisme bahkan kata jihad seakan sinonimnya terorisme. Kemunculan aksi teror yang didekatkan dengan Islam adalah dengan hancurnya gedung kembar WTC di Amerika tahun 2001 silam. Presiden Amerika waktu itu mengumumkan bahwa Al-Qaidah harus bertanggung jawab dengan tragedi itu. Al-Qaidah adalah organisasi militan Islam yang ada di Afganistan. Entahlah, semenjak itu seakan barat memulai perang dengan Islam. Mereka melakukan upaya-upaya untuk menghancurkan kekuatan Islam di Timur Tengah. Amerika seakan khawatir dengan kekuatan Islam mereka memecah belah kekuatan Islam. Setelah Afganistan Hancur kemudian mereka mengincar minyak bumi Irak. Al-hasil, penduduk dunia memang dibuat “ngeri” ketika mendengar kata jihad. Barat yang takut dengan kekuatan Islam memang menciptakan Islamophobia tujuannya Islam bisa hancur. Tak heran, ketika ada organisasi masyarakat yang memperjuangkan tatanan yang sesuai dengan syariat Islam masyarakat Indonesia ngeri ngeliatnya. Bahkan, masyarakat Indonesia sendiri terkadang menjauhi partai-partai Islam padahal mayoritas bangsa Indonesia beragama Islam. Mengapa ini terjadi? Tentu bisa banyak versi jawaban. Bisa jadi karena pengurusnya partainya yang tidak menerapkan ajaran Islam lalu orang-orang menjauh, atau bisa jadi karena masyarakatnya yang geli ditata sesuai syariat.
Gejala Islamphobia memang tengah melanda dunia. Dengan berbagai media dan biaya barat memang menciptakan gerakan itu. Akibat bagi umat Islam sendiri, tentu saja ada kegelisahan yang melanda. Orang berjubah, berjenggot kemudian membawa tas sedang berjalan dikira membawa bom. Ada orang meneriakkan “Allahu Akbar”, disangka akan merusak. Ada khotib yang menyuarakan jihad dipikir ikut Islam radikal. Ya, itulah dampak dari islamphobia. Masyarakat resah. Umat seakan terkotak-kotak. Mereka yang tidak suka dengan Islam berupaya mengenalkan Islam dengan wajah kekerasan. Peperangan yang terjadi dalam sejarah Islam merekan jadikan dalil bahwa Islam berwajah radikal. Padahal, peperangan dalam Islam karena memang orang kafir dulu yang memulai.
¨bÎ) no£Ïã Íqåk9$# yZÏã «!$# $oYøO$# uŽ|³tã #\öky­ Îû É=»tFÅ2 «!$# tPöqtƒ t,n=y{ ÏNºuq»yJ¡¡9$# šßöF{$#ur !$pk÷]ÏB îpyèt/ör& ×Pããm 4 šÏ9ºsŒ ßûïÏe$!$# ãNÍhŠs)ø9$# 4 Ÿxsù (#qßJÎ=ôàs? £`ÍkŽÏù öNà6|¡àÿRr& 4 (#qè=ÏG»s%ur šúüÅ2ÎŽô³ßJø9$# Zp©ù!%x. $yJŸ2 öNä3tRqè=ÏG»s)ムZp©ù!$Ÿ2 4 (#þqßJn=÷æ$#ur ¨br& ©!$# yìtB tûüÉ)­GãKø9$# ÇÌÏÈ  
Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (At-taubah [9]: 36)
Maka dakwah dengan “pedang” tentu saja tidak dibenarkan dalam Islam. Namun jika ada orang yang membuat keonaran untuk  merusak umat Islam boleh opsi kekerasan menjadi pilihan terakhir.
Sekali lagi, gejala Islampobhia kini memang tengah melanda dunia. Mereka menyebarkan isu-isu miring tentang Islam di berbagai media; online maupun online. Yang tentu dunia online lebih mereka sering gunakan. Kita tahu bagaimana media sosial layaknya twitter mampu menyebarkan berita dengan cepatnya. Sebab twitter dengan bazzer mereka cepat membentuk opini publik. Misalnya, berita ledakan bom di Barcelona, maka dengan cepatnya bazzer akan menjadikan opini lebih dominan terekam di otak konsumen berita ketimbang fakta sebenarnya. Maksudnya, fakta adalah kejadian yang sebenarnya, sedangkan opini adalah berita namun sudah dibumbui dengan pendapat-pendapat yang tak berimbang. Maka berita yang terekam oleh konsumen berita bisa menjadi teroris telah meluluh lantakkan Barcelona.
Meskipun opini lebih terekam oleh konsumen berita, masyarakat zaman sekarang saya rasa sudah cerdas. Saya percaya masyarakat zaman sekarang banyak yang cerdas, tidak mudah tertipu oleh opini berita. Bisa jadi ketika menerima informasi mereka tercengang namun efek tercengang itu tidak bertahan lama. Sebab pembaca dengan berjalannya waktu akan menangkap sinyal-sinyal kejanggalan kemudian meragukan berita itu. Sinyal-sinyal itu bisa ditangkap dari media juga; televisi, internet, radio, hasil renungan sendiri atau hasil obrolan dengan orang-orang. Gejala seperti ini saya menyebutnya dengan shocknews, kekagetan berita. Lantas, apakah yang menyebabkan seseorang teringgapi gejala itu? Penyebabnya adalah seseorang yang sudah tidak bisa membendung dunia informasi yang sedemikian pesatnya. Hal itu wajar sebenarnya, tak ubahnya ketika kita menemui hal yang beda lantas sebentar tercengang kemudian normal lagi. Yang menjadikan normal karena pikiran kita sudah menganalisanya.
Maka tak heran, berbagai media menyuarakan bahwa jumlah muslim di dunia semakin meningkat. Di Amerika sendiri pasca  tragedi WTC justru pemeluk agama Islam meningkat. Berita tentang tumbuhnya pemeluk Islam ini terjadi di seluruh dunia; Australia, Korea, Rusia, Inggris dan lain-lain. Dampak islampobhia yang dibentuk oleh barat ini ternyata gagal dari visi dan misinya. Lantas, apa yang membikin kegagalan proyek barat ini? Menurut saya kegagallan ini disebabkan oleh sebuah riwayat yang mengatakan bahwa Islam itu tinggi, maka Islam tidak bisa dihancurkan oleh rekayasa mereka. Dan saya rasa barat juga menyadari kegagalan itu, maka sebagai umat Islam harus tetap waspada dengan gerakan-gerakan mereka. Ibarat bermain catur, ketika bentengnya mati tentu mereka masih punya gajah, menteri dan taktik lainnya.
Umat Islam yang mau membuka Al-Qur’an saya rasa memang harus waspada terhadap musuh-musuh Islam. Karena musuh-musuh Islam senantiasa menginginkan umat Islam masuk kedalam golongan mereka.
`s9ur 4ÓyÌös? y7Ytã ߊqåkuŽø9$# Ÿwur 3t»|Á¨Y9$# 4Ó®Lym yìÎ6®Ks? öNåktJ¯=ÏB 3 ö@è% žcÎ) yèd «!$# uqèd 3yçlù;$# 3 ÈûÈõs9ur |M÷èt7¨?$# Nèduä!#uq÷dr& y÷èt/ Ï%©!$# x8uä!%y` z`ÏB ÉOù=Ïèø9$#   $tB y7s9 z`ÏB «!$# `ÏB <cÍ<ur Ÿwur AŽÅÁtR ÇÊËÉÈ  
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (QS. Al-Baqoroh [2]: 120).
Nah, ayat ini juga memberitahukan kepada kita, bahwa untuk membentengi diri kita dari pengaruh golongan lain, umat Islam harus selalu berpegang teguh terhadap Al-Qur’an, yakni; “inna hudallahi huwal huda”,Sesungguhnya petunjuk Allah itu petunjuk (yang benar).
Adalah kewajiban muslim untuk saling mengingatkan terhadap muslim lainnya yang belum mengerti tentang hal-hal seperti itu. Memang, kedengarannya seperti tidak percaya ketika kita berbicara hal itu terhadap saudara muslim, namun jika kita menceritakan bagaimana perjuangan Nabi Muhammad Saw, yang juga banyak musuhnya dari kalangan Yahudi dan Nasrani, pasti orang akan mudah menerima. Sebab Al-Qur’an jelas menerangkan tentang hal itu.
Lantas, apakah Islampobhia adalah satu-satunya cara saat ini yang digunakan musuh-musuh Islam untuk menghancurkan kekuatan Islam?  Islampobhia itu upaya musuh Islam untuk membikin manusia alergi terhadap Islam. Menurut saya itu hanya salah satu upaya mereka untuk menghancurkan Islam. Dan masih banyak upaya-upaya yang lain, diantaranya memasukkan ide-ide yang kelihatannya baik namun sebenarnya ingin menghancurkan ideologi Islam, seperti ide liberalisme agama. Apa itu liberalisme agama? Yakni memahami teks-teks wahyu Nabi berdasarkan akal fikirannya dengan dasar-dasar filsafat, yang pada akhirnya pemahaman teks-teks wahyu dipaksa mengikuti pikirannya. Padahal seharusnya fikiran yang harus tunduk dengan teks-teks wahyu. Contohnya, ayat yang mewajibkan tentang berjilbab,
$pkšr'¯»tƒ ÓÉ<¨Z9$# @è% y7Å_ºurøX{ y7Ï?$uZt/ur Ïä!$|¡ÎSur tûüÏZÏB÷sßJø9$# šúüÏRôム£`ÍköŽn=tã `ÏB £`ÎgÎ6Î6»n=y_ 4 y7Ï9ºsŒ #oT÷Šr& br& z`øùt÷èムŸxsù tûøïsŒ÷sム3 šc%x.ur ª!$# #Yqàÿxî $VJŠÏm§ ÇÎÒÈ  
Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab [33]: 59).
Mereka orang-orang yang sudah disusupi faham liberal memahami ayat ini justru tidak mewajibkan jilbab. Sebab jilbab menurut pemahaman mereka adalah budaya arab saja, yang itu tidak perlu dibawa ke Indonesia. Masih banyak pemahaman orang-orang liberal yang beda dari pemahaman mayoritas Islam. Saya pribadi mengikuti pendapat mayoritas Ulama’, dan begitulah riwayat dari Nabi memberikan solusi ketika muncul ada pendapat yang beda dari yang lain: pilih pendapat mayoritas Ulama’.
Semenjak runtuhnya gedung kembar WTC, barat memang secara terang-terangan “mengangkat pedang” terhadap Islam. Runtuhnya gedung itu, memang hanya sebagai tanda dan Al-Qaidah dijadikan kambing hitamnya. Lantas, siapa sebenarnya yang meruntuhkan gedung WTC itu? Cerita ini saya dapat dari KH. Hasyim Muzadi, beliau menceritakan pada bulan februari tahun 2002, beliau datang ke Amerika. Kita tahu World Trade Center runtuh tahun 2001. Di sana beliau bertemu dengan orang-orang dan mereka menceritakan, bahwa pesawat yang menabrak gedung itu tidak ada penumpangnya dan pesawat itu tidak ada jendelanya. Dan hari itu banyak orang-orang Yahudi yang pada hari itu seharusnya kerja tidak masuk kerja. Nah, dari situ banyak spekulasi tentang siapa yang menghancurkan gedung WTC itu. Jadi, bagaimana mau dicari blackboxnya?
Lantas, kenapa musuh Islam sangat takut dengan kekuatan Islam? Sebab Islam menurut saya adalah agama yang bisa menggerakkan pemeluknya secara masif. Dengan ajarannya, sistemnya yang komprehensif dan baik Islam mampu mengajak pemeluknya untuk fanatik. Dan, menurut saya hanya Islam satu-satunya agama yang masih otentik dan hal ini disadari oleh musuh Islam. Sebab Al-Qur’an faktanya banyak dikaji oleh orang non Islam karena kebenaran beritanya. Injil, Taurat, Zabur memang masih ditemui di toko-toko buku namun keotentikannya diragukan oleh akademisi. Dan, gerakan Islam semakin hari semakin baik. Negara ilegal Zionist adalah musuh yang nyata sebenarnya sebab mereka mencaplok tanah-tanah Palestina yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Zionis merasa terancam dengan negara Islam: Iran. Sebab Iran adalah negara Islam yang berdikari dan salah satu negara yang terang-terangan menentang negara Zionis.
Front Pembela Islam yang dipimpin Habieb Rizieq menurut saya ormas yang baik sebab mereka memang benar-benar memperjuangkan Islam. Saya memang belum pernah bertemu dengan mereka namun saya berprasangka baik terhadap mereka bahwa mereka memang memperjuangkan agama Islam. Mereka ormas yang menumbuhkan ruhul jihad yang saya rasa ruhul jihad itu sudah mulai hilang di ormas-ormas lain. Saya setuju dengan FPI sebab cara pemahaman mereka terhadap Islam baik, artinya mereka tidak terpengaruh dengan faham-faham liberal, yang merongrong akidah Islam. Media saya rasa hanya memberitakan hal yang negatif terhadap FPI namun sebenarnya banyak sekali program-program yang memperjuangkan umat yang tidak diangkat media. Lho, ini ada apa? Malahan akhir-akhir ini Partai yang sering muncul di TV adalah partainya pemilik TV? Lantas, apakah saya harus mendukung partai yang tidak jelas kemana ruhul jihad partai itu?
Kalaupun di media ada berita negatif tentang FPI, saya rasa berita itu banyak terkotori oleh kepentingan politik. Atau kalau ada berita negatif tentang ulah anggota FPI, saya rasa itu hanya oknum bukan perintah dari FPI. Nah, citra negatif yang sekarang melekat dibenak masyarakat Indonesia terhadap FPI karena akibat pemberitaan media yang tidak berimbang. Bagaimana tentang sweeping yang dilakukan FPI itu? Sebenarnya tujuan dari sweeping itukan, mereka ingin membersihkan tempat-tempat yang diduga sebagai sarang maksiat. Yang sebenarnya, ini tugas aparat, lantas kalau ada masyarakat yang membantu aparat menegakkan aturan, apa harus disalahkan. Bagaimana jika tempat yang di sweeping itu punya surat ijin? Masak tempat maksiat diizinkan oleh pemerintah? Bukankah negara kita melarang hal-hal yang berbau merusak moral anak bangsa.
Jihad esensinya adalah perjuangan dengan sungguh-sungguh memperjuangkan umat Islam. Setiap aktivitas kita bisa kita niatkan berjihad dijalan Allah. Sehingga setiap gerak kita bisa bernilai ibadah dihadapan Allah. Lantas, apakah pergi ke sawah bisa juga menjadi jihad? Ya, perjuangkan ladang itu supaya bisa menumbuhkan tanaman yang baik, yang tentu hasilnya bisa bermanfaat bagi umat. Perjuangan dengan sungguh-sungguh bukan niat mencari harta benda. Toh, kalaupun tidak dicari harta benda akan datang dengan sendirinya jika perjuangan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh. Jihad mengajarkan kepada hamba untuk fokus kepada Allah Swt. Jihad bukan perang, namun perang bisa juga menjadi jihad jika ada orang kafir yang memerangi orang Islam.
Sekali lagi, bahwa tujuan jihad adalah  untuk kemanfaatan umat. Maka, muslim yang tidak punya keinginan dalam berjihad berarti tidak punya kepedulian terhadap umat. Bahkan, karena pentingnya jihad ini Nabi Muhammad Saw,mengingatkan;
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ( من مات ولم يغز, ولم يحدث نفسه به, مات على شعبة من نفاق ) رواه مسلم
Dari Abu hurairah bahwa Rasulullah Shallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan.” Muttafaq Alaihi. (Bulughul Marom, hadits ke-1041)
Mengapa Nabi memasukkan kedalam satu cabang kemunafikan, bagi orang yang tidak pernah jihad dan tidak punya niat untuk berjihad? Sebab jihad adalah aksi perjuangan muslim sedangkan iman tanpa ada aksi perlu dipertanyakan keimanannya. Dalam hal ini kita bisa membaca dalam Al-Qur’an,
|=Å¡ymr& â¨$¨Z9$# br& (#þqä.uŽøIムbr& (#þqä9qà)tƒ $¨YtB#uä öNèdur Ÿw tbqãZtFøÿムÇËÈ   ôs)s9ur $¨ZtFsù tûïÏ%©!$# `ÏB öNÎgÎ=ö6s% ( £`yJn=÷èun=sù ª!$# šúïÏ%©!$# (#qè%y|¹ £`yJn=÷èus9ur tûüÎ/É»s3ø9$# ÇÌÈ  
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (QS. Al-Ankabut [29]: 2-3)
Di sini, seorang yang mengaku iman harus punya aksi dalam perjuangan mengamalkan ajaran Islam. Seorang muslim haruslah aktif bukan pasif. Aktif beramal saleh bukan cukup sekedar mengaku iman. Tentang bagaimana menjadi muslim yang aktif beramal, pastinya Nabi Muhammad saw, sudah memberikan suri tauladan yang baik.
Maka dari itu, kita sebagai muslim marilah berjuang untuk kepentingan umat Islam. Yang berprofesi sebagai guru perjuangannya tentu mendidik murid-muridnya untuk menjadi hamba yang tangguh. Yang sebagai petani perjuangannya adalah berupaya menyuburkan tanamannya sehingga umat bisa kecukupan makanannya, yang berprofesi sebagai prajurit negara tentu berlatih berperang dan berperang sungguhan jika diperlukan, yang sebagai penulis perjuangannya adalah menulis ilmu yang bermanfaat bagi umat dengan sungguh-sungguh, yang sebagai penceramah perjuangannya dengan memberikan pencerahan kepada umat, yang sebagai arsitek perjuangannya adalah bagaimana bisa membuat bangunan yang terbaik bagi umat bukan karena mencari uang. Dan, perlu diingat bahwa jihad yang untuk kepentingan umat bisa berkorban dengan jiwa dan harta.
(#rãÏÿR$# $]ù$xÿÅz Zw$s)ÏOur (#rßÎg»y_ur öNà6Ï9ºuqøBr'Î/ öNä3Å¡àÿRr&ur Îû È@Î6y «!$# 4 öNä3Ï9ºsŒ ׎öyz öNä3©9 bÎ) óOçFZä. šcqßJn=÷ès? ÇÍÊÈ  
Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. At-Taubah [9]: 41)
Pertama, mendapat pahala yang besar.
žw ÈqtGó¡o tbrßÏè»s)ø9$# z`ÏB tûüÏZÏB÷sßJø9$# çŽöxî Í<'ré& ÍuŽœØ9$# tbrßÎg»yfçRùQ$#ur Îû È@Î6y «!$# óOÎgÏ9ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&ur 4 Ÿ@žÒsù ª!$# tûïÏÎg»yfçRùQ$# óOÎgÏ9ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&ur n?tã tûïÏÏè»s)ø9$# Zpy_uyŠ 4 yxä.ur ytãur ª!$# 4Óo_ó¡çtø:$# 4 Ÿ@žÒsùur ª!$# tûïÏÎg»yfßJø9$# n?tã tûïÏÏè»s)ø9$# #·ô_r& $VJŠÏàtã ÇÒÎÈ  
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar, (QS. An-Nisa’ [4]: 95)
Kedua, mendapatkan derajat yang tinggi di sisi Allah.
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#rãy_$ydur (#rßyg»y_ur Îû È@Î6y «!$# ôMÏlÎ;ºuqøBr'Î/ öNÍkŦàÿRr&ur ãNsàôãr& ºpy_uyŠ yYÏã «!$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ç/èf tbrâͬ!$xÿø9$# ÇËÉÈ   öNèdçŽÅe³t6ムOßgš/u 7pyJômtÎ/ çm÷YÏiB 5bºuqôÊÍur ;M»¨Zy_ur öNçl°; $pkŽÏù ÒOŠÏètR íOŠÉ)B ÇËÊÈ   šúïÏ$Î#»yz !$pkŽÏù #´t/r& 4 ¨bÎ) ©!$# ÿ¼çnyYÏã íô_r& ÒOŠÏàtã ÇËËÈ  
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal,  Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS. At-Taubah [9]: 20-22)
Ketiga, selalu diberi petunjuk atau dibimbing oleh Allah Swt.
z`ƒÏ%©!$#ur (#rßyg»y_ $uZŠÏù öNåk¨]tƒÏöks]s9 $uZn=ç7ß 4 ¨bÎ)ur ©!$# yìyJs9 tûüÏZÅ¡ósßJø9$# ÇÏÒÈ  
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-Ankabut [29]: 69)
Keempat, dijanjikan surga tanpa hisab.
¨bÎ) ©!$# 3uŽtIô©$# šÆÏB šúüÏZÏB÷sßJø9$# óOßg|¡àÿRr& Nçlm;ºuqøBr&ur  cr'Î/ ÞOßgs9 sp¨Yyfø9$# 4 šcqè=ÏG»s)ムÎû È@Î6y «!$# tbqè=çGø)uŠsù šcqè=tFø)ãƒur ( #´ôãur Ïmøn=tã $y)ym Îû Ïp1uöq­G9$# È@ÅgUM}$#ur Éb#uäöà)ø9$#ur 4 ô`tBur 4nû÷rr& ¾ÍnÏôgyèÎ/ šÆÏB «!$# 4 (#rçŽÅ³ö6tFó$$sù ãNä3Ïèøu;Î/ Ï%©!$# Läê÷ètƒ$t/ ¾ÏmÎ/ 4 šÏ9ºsŒur uqèd ãöqxÿø9$# ÞOŠÏàyèø9$# ÇÊÊÊÈ   šcqç6ͳ¯»­F9$# šcrßÎ7»yèø9$# šcrßÏJ»ptø:$# šcqßsÍ´¯»¡¡9$# šcqãèÅ2º§9$# šcrßÉf»¡¡9$# tbrãÏBFy$# Å$rã÷èyJø9$$Î/ šcqèd$¨Y9$#ur Ç`tã ̍x6YßJø9$# tbqÝàÏÿ»ysø9$#ur ÏŠrßçtÎ: «!$# 3 ÎŽÅe³o0ur šúüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÊÊËÈ  
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.  Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu. (QS. At-Taubah [9]: 111-112)
Selesai ditulis: 19:40/29/09/2017
Ya Allah, saya sudah menyampaikan. Saksikanlah!
JUDUL TERKAIT; JIHAD FI SABILILLAH, BERJUANG DI JALAN ALLAH, APAKAH ITU JIHAD, JIHAD DALAM ISLAM, ISLAM AGAMA DAMAI, MENGENAL JIHAD, DAKWAH DALAM ISLAM, ESENSI JIHAD,









Tentang penulis :

Marzuki Ibn Tarmudzi, pernah mencicipi sedikit segarnya lautan ilmu di Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang, Jawa Timur. Hobinya yang suka nyorat-nyoret kertas ini dimulai semenjak nyantri. Kini, hobinya itu dituangkan di berbagai media online, itung-itung sebagai aksi dari ; “بلغوا عني ولو أية “,” sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat ”.